Bandar Lampung, Kamis (04/10/2024)
UKPM Teknokra menggelar acara nonton bareng film dokumenter “Saidatul Fitriah: Tears in Heaven.” Acara nonton bareng dilaksanakan di Graha kemahasiswaan Universitas Lampung, pada Rabu (03/10/2024). Film ini menceritakan perjuangan dan pengorbanan seorang aktivis pers mahasiswa bernama Saidatul Fitriah yang meninggal dalam aksi penolakan RUU Penanggulangan Keadaan Bahaya (PKB) pada tahun 1999.
Kisah Saidatul adalah pengingat akan keberanian untuk memperjuangkan kebenaran di tengah ketidakadilan. Penonton melihat bagaimana Saidatul menghadapi kekerasan yang menimpa dirinya dan rekan-rekannya dalam film tersebut. Acara ini juga bertujuan untuk menunjukkan betapa pentingnya hak asasi manusia, suara mahasiswa, dan kebebasan media dalam demokrasi.
Setelah pemutaran film, diskusi berlangsung dengan menghadirkan narasumber, antara lain Dian Wahyu dari AJI Bandar Lampung, Prabowo dari LBH Pers, serta Alumni Teknokra, Kanda Juwendra dan Kanda Budi. Dalam diskusi, Dian Wahyu menekankan pentingnya sikap kritis dan integritas dalam jurnalisme, sementara Prabowo menyoroti perlunya upaya yang lebih baik dalam penegakan hak asasi manusia oleh pemerintah, khususnya saat menghadapi aksi massa.
Usai pemutaran film, diskusi dimulai dengan narasumber seperti Dian Wahyu dari AJI Bandar Lampung, Prabowo dari LBH Pers, dan Alumni Teknokra, Kanda Juwendra dan Kanda Budi. Dian Wahyu menekankan pentingnya sikap kritis dan integritas dalam jurnalisme, sementara Prabowo mengatakan bahwa pemerintah harus melakukan lebih banyak upaya untuk melindungi hak asasi manusia , terutama dalam menghadapi pelanggaran massa .
“Demokrasi di Unila mulai mengalami kemerosotan. Kita perlu mengingatkan diri kita untuk tidak kehilangan semangat dalam memperjuangkan kebenaran,” tambah Kanda Budi.
Acara yang dimulai pukul 19.00 WIB dihadiri oleh mahasiswa dan aktivis untuk mengenang jasa Saidatul Fitriah. Penonton tidak hanya merasakan emosi tetapi juga terinspirasi untuk memperjuangkan keadilan dan kebebasan pers di Indonesia melalui film ini .
Dengan mengingat perjuangan Saidatul, generasi muda diharapkan mengingat pentingnya mempertahankan kebenaran dan mempertahankan hak asasi manusia dan kebebasan yang dikemukakannya.
Teks: Sinar Fanny Siburian