Bandar Lampung, Rabu (2/10/24)
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung sukses menggelar dua acara penting dalam satu malam. Malam Anugerah Saidatul Fitriah dan Kamaroeddin 2024, yang diselenggarakan pada hari Selasa (1/10/24) di D’Jaya House Bandar Lampung, menjadi momen istimewa bagi para jurnalis berprestasi di Bandar Lampung. Acara ini dilanjutkan dengan diskusi publik bertajuk “Berserikat Melawan Badai PHK Jurnalis” yang membahas isu krusial tentang maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di industri media.
Malam Anugerah dihadiri oleh puluhan jurnalis, Lembaga Bantuan Hukum, Forum Literatur yang ikut melaksanakan Gelar Buku di lokasi acara, serta Lin Zakaria dari Komunitas Dongeng Dakocan yang membacakan Puisi Pembukaan. Suasana penuh semangat dan antusiasme mewarnai acara ini, yang dimulai dengan sambutan hangat dari Ketua AJI Bandar Lampung, Dian Wahyu. Dalam sambutannya, Dian Wahyu menekankan pentingnya peran jurnalis dalam menjaga demokrasi dan menyampaikan informasi yang objektif kepada publik.
Acara ini menjadi ajang penting untuk memberikan penghargaan kepada para jurnalis yang telah berjuang menyuarakan keadilan, kebenaran, serta isu-isu relevan bagi masyarakat, terutama bagi kelompok marginal yang suaranya sering kali terabaikan.
“Jurnalis memiliki peran penting dalam mengawal demokrasi dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat. Melalui karya-karya mereka, masyarakat dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai isu dan permasalahan yang terjadi di sekitar mereka,” ujar Dian Wahyu.
Penghargaan Saidatul Fitriah 2024 diberikan sebagai pengakuan atas karya jurnalistik yang tidak hanya menyampaikan informasi kepada publik, tetapi juga menyentuh hati, menantang perspektif, dan mendorong perubahan sosial. Sementara Penghargaan Kamaroeddin ditujukan kepada tokoh atau lembaga yang menjunjung tinggi prinsip jurnalisme, hak asasi manusia (HAM), dan demokrasi. Penghargaan ini menghormati mereka yang menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan penegakan HAM di Lampung maupun Indonesia.
Untuk penghargaan Saidatul Fitriah, AJI Bandar Lampung melakukan seleksi panjang terhadap 18 karya jurnalistik dari berbagai media, mulai dari cetak, daring, hingga televisi. Penilaian dilakukan berdasarkan relevansi karya terhadap kelompok marginal, dampak sosial yang dihasilkan, kualitas jurnalistik (akurasi, kreativitas, penyajian cerita), kepatuhan pada etika jurnalistik, dan inovasi dalam metode pelaporan.
Tiga karya jurnalistik berhasil menonjol dari 18 karya yang dinilai. Pertama, liputan tentang pelestarian hutan mangrove di Pesisir Bandar Lampung oleh jurnalis RMOL Lampung, Ahmad Amri, yang menyoroti pentingnya ekosistem mangrove bagi kelestarian lingkungan. Kedua, kisah trauma korban pelanggaran HAM berat di Talangsari, Lampung Timur, oleh Lutfhi Yulisa dari Metro Lampung News. Ketiga, laporan mengenai jalan rusak di Lampung yang berdampak besar pada kehidupan masyarakat, ditulis oleh jurnalis Konsentris, Derri Nugraha.
Pada akhirnya, penghargaan Saidatul Fitriah 2024 dianugerahkan kepada Lutfhi Yulisa dari Metro Lampung News atas karya jurnalistiknya yang mendalam tentang korban pelanggaran HAM berat di Talangsari, Lampung Timur. Melalui tulisannya, Lutfhi tidak hanya menyajikan fakta penting tetapi juga menggambarkan luka sejarah yang masih membekas, membuka ruang bagi dialog publik tentang pentingnya penyelesaian pelanggaran HAM di Talangsari yang masih menyisakan duka bagi para korban dan keluarga.
Kurator AJI Bandar Lampung, Gustina Asmara, menyatakan bahwa karya Lutfhi sangat sejalan dengan misi AJI dalam memperjuangkan kebebasan berekspresi, meningkatkan profesionalisme jurnalis, dan menegakkan HAM. “Karya ini mengajak kita untuk lebih peka terhadap pelanggaran HAM di sekitar kita, sekaligus mendorong penyelesaian yang berkeadilan,” ujarnya.
Penghargaan Kamaroeddin 2024 diberikan kepada Oyos Saroso HN, pendiri media Teras Lampung. Penghargaan ini diberikan atas dedikasinya dalam mengangkat isu-isu penting di Bandar Lampung yang dinilai sebagai tokoh yang konsisten memperjuangkan kebebasan pers dan demokrasi di Bumi Ruwa Jurai.
Oyos Saroso HN dalam pidato sambutannya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas penghargaan yang diterimanya. Ia juga menekankan pentingnya peran jurnalis dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
“Penghargaan ini bukan hanya untuk saya pribadi, tetapi juga untuk seluruh jurnalis di Bandar Lampung yang terus berjuang untuk memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Oyos Saroso HN.
Diskusi publik “Berserikat Melawan Badai PHK Jurnalis” yang digelar seusai Malam Anugerah menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu Prabowo Pamungkas, Direktur LBH Pers Lampung, dan Dian Wahyu, Ketua AJI Bandar Lampung.
Prabowo Pamungkas dalam paparannya mengungkapkan bahwa PHK di industri media menjadi fenomena yang mengkhawatirkan. Ia menjelaskan bahwa faktor utama yang memicu PHK adalah Kurangnya kepercayaan publik pada media pers konvensional yang berdampak pada proses bisnis media.
“Kondisi ini sangat memprihatinkan karena mengancam kebebasan pers dan kemandirian media. Jurnalis yang di-PHK akan kehilangan penghidupan dan sulit untuk menjalankan profesinya secara profesional,” ujar Prabowo Pamungkas.
Prabowo Pamungkas dalam pemaparannya menekankan pentingnya peran serikat pekerja dalam melindungi hak-hak jurnalis yang terkena PHK. Ia juga mengajak para jurnalis untuk bersatu dan memperkuat solidaritas dalam menghadapi tantangan di industri media.
“Serikat pekerja memiliki peran penting dalam memperjuangkan hak-hak jurnalis yang di-PHK. Kita harus bersatu dan memperkuat solidaritas agar dapat menghadapi tantangan di industri media dengan lebih baik,” tegas Prabowo Pamungkas.
Diskusi ini berlangsung hangat dan interaktif, dengan para peserta aktif mengajukan pertanyaan dan berbagi pendapat. Diskusi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap isu PHK di industri media, serta mendorong upaya bersama untuk melindungi hak-hak jurnalis dan menjaga kebebasan pers.
Ketua AJI Bandar Lampung, Dian Wahyu Kusuma, mengucapkan selamat kepada penerima penghargaan Saidatul Fitriah dan Kamaroeddin 2024. Ia berharap penghargaan tahunan ini dapat memotivasi para jurnalis untuk terus menjadi corong bagi kaum marginal, terpinggirkan, dan tersisihkan. Dian juga berharap akan lahir lebih banyak tokoh yang terus memperjuangkan kebebasan pers, demokrasi, dan HAM.
“Penghargaan ini mencerminkan visi AJI: menciptakan pers yang merdeka, profesional, dan sejahtera, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi,” tutupnya.
Teks: Endi Muhammad Akbar AS