Respons Tuntutan Mahasiswa: Dekanat FEB Gelar Dialog Ormawa

Bandar Lampung (26/06/2025) – Hampir sebulan berlalu, Aliansi Mahasiswa FEB menggugat, melayangkan tujuh poin tuntutan yang disampaikan dalam aksi demonstrasi pada 26 Mei 2025. Tuntutan tersebut utamanya terkait kasus kekerasan yang dialami peserta Pendidikan dan Latihan Dasar (Diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam (Mahepel).

Merespons hal tersebut, pada Selasa (24/06), Dekanat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) mengadakan “Dialog Ormawa dan Merespons Tuntutan Mahasiswa.” Dalam forum tersebut, turut hadir Dekan FEB, Prof. Dr. Nairobi, S.E., M.Si., didampingi oleh Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kerjasama Prof. Dr. Ernie Hendrawaty, S.E., M.Si., Wakil Dekan II Bidang Umum dan Keuangan Dr. Sudrajat, S.E., M.Acc., Ak., CA. dan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Neli Aida, S.E., M.Si., serta perwakilan dari setiap organisasi mahasiswa (ormawa) di bawah naungan FEB Unila.

Dalam forum tersebut perwakilan dari tiap ormawa di berikan kesempatan untuk menyampaikan sudut pandang dan pendapat mereka terkait isu-isu dan permasalahan yang dihadapi mahasiswa FEB saat ini.

Dalam penyampaiannya, Wakil Dekan II, menyampaikan keseriusannya dalam menanggapi seluruh tuntutan mahasiswa, termasuk kasus yang saat ini menjerat Mahepel. Ia menjelaskan, “Sesuai rekomendasi dari tim investigasi Universitas Lampung, saat ini Surat Keterangan Pembekuan Sementara UKM Mahepel telah dikeluarkan.”

Selain itu, Prof. Nairobi juga menyampaikan bahwa “Hukuman terhadap terduga pelaku saat ini masih menunggu hasil dari investigasi pihak kepolisian,” ucapnya.

Dr. Sudrajat juga menyampaikan komitmennya dalam menyediakan fasilitas yang dibutuhkan mahasiswa. Beliau mengatakan akan memberikan workstation alat tulis komputer untuk memenuhi kebutuhan fasilitas mahasiswa. Perluasan lahan parkir mahasiswa pun turut diberikan. “Silakan untuk mahasiswa dapat menggunakan parkiran depan Gedung A, E, dan F sesuai peraturan yang berlaku,” tambahnya.

Selain itu terkait evaluasi kinerja tenaga kerja perpustakaan, Dr. Sudrajat mengakui adanya tenaga kerja di bawah standar. “Setelah dilakukan evaluasi, tenaga kerja sebelumnya memang di bawah standar, sehingga perlu diadakan tenaga kerja baru untuk bagian perpustakaan,” ucapnya. Pihaknya mengaku saat ini telah mengganti tenaga kerja tersebut dengan yang baru.

Sementara itu, Dr. Neli Aida juga menyampaikan rincian alur serta penerimaan dana kemahasiswaan yang telah dan akan diterima oleh ormawa. “Dari dana dua ratus juta, setelah dipotong pajak menjadi seratus tujuh puluh juta. Untuk pencairan awal senilai lima puluh juta, diterima oleh seluruh ormawa kecuali dua (DPM dan Mahepel), masing-masing menerima empat setengah juta, dan lima juta untuk BEM,” jelasnya.

Baik Dekan maupun wakil dekan menyampaikan harapan agar pihak dekanat maupun mahasiswa dapat sama-sama berkomunikasi dan berjalan berdampingan demi terciptanya lingkungan fakultas yang baik dan berprestasi.

Teks: Aris Krisna Setiawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *