Harga Minyak Dunia Turun Kenapa BBM Subsidi Naik?

Harga Minyak Dunia Turun Kenapa BBM Subsidi Naik?

Bandarlampung, Selasa – (06/09/22)

Harga minyak mentah dunia Bergerak turun secara signifikan saat isu resesi menguat sejak awal juli lalu,Rata-rata harga minyak mentah Indonesia/ICP yang ditetapkan Kementerian ESDM pun sudah turun dari US$117,62 per barel pada Juni 2022 menjadi US$106,73 per barel pada Juli.

Kenaikan harga BBM subsidi ditengah pelemahan harga minyak global terjadi karena potensi membengkaknya subsidi yang dibayarkan pemerintah apabila harga Pertalite dan Pertamax terus ditahan oleh pemerintah. Naiknya BBM subsidi nyatanya tidak hanya dipengaruhi oleh harga minyak global, melainkan oleh sederet parameter lainnya. Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan bahwa harga minyak mentah hanya satu parameter dalam menentukan besaran subsidi. Pergerakan nilai tukar rupiah dan konsumsi menjadi parameter lain dalam perhitungan subsidi. Konsumsi BBM inilah yang menurut Fabby harus menjadi perhatian utama pemerintah. PT Pertamina Patra Niaga anak usaha PT Pertamina (Persero) mencatat kuota BBM jenis Pertalite tersisa 3,55 juta Kilo Liter (KL) sampai akhir Agustus 2022 dari yang ditetapkan tahun ini mencapai 23,05 juta KL.

Tinginya permintaan akan BBM subsidi ikut menggerogoti anggaran subsidi. Sejak tahun 2006, penjualan BBM subsidi tidak pernah berkurang, kecuali tahun pandemi 2020 ketika mobilitas masyarakat tertahan. Tahun lalu penjualan tersebut kembali naik, meskipun masih di bawal level tertinggi tahun 2019. Dengan menaikkan harga BBM dan Solar subsidi, pemerintah mengungkapkan akan menggunakan dana anggaran tersebut untuk membantu kalangan yang paling terdampak akan kenaikan harga BBM.

Sebelumnya Sri Mulyani sempat menyebut bahwa bahan bakar fosil yang disubsidi oleh pemerintah ternyata masih banyak yang belum tepat sasaran, dari total Pertalite yang disubsidi, sekitar 80% atau Rp 80 triliun dinikmati oleh masyarakat kelas menengah atas. Demikian juga dengan Solar, dengan nilai subsidi mencapai Rp 143 triliun, ternyata dari catatan Kementerian Keuangan 89% atau berkisar Rp 127 triliun dinikmati oleh dunia usaha dan orang kaya.
Sri Mulyani menjelaskan belanja yang tadinya untuk subsidi penggunaannya akan dialihkan untuk memberikan bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat. Pemerintah juga akan terus memantau perkembangan ICP. Selain juga dampak inflasi dan pertumbuhan ekonomi serta kemiskinan dari kenaikan BBM.

“Kami terus mengalami perhitungan dengan harga ICP yang turun ke US$ 90 sekalipun maka subsidi masih akan besar,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melalui akun Youtube Sekretariat Presiden.

Teks: Yasidik Nyamando.
Foto: Ilustrasi Canva.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *