Trump Kembali Berkuasa: Pengeboran Minyak AS Siap Digenjot

Bandar Lampung, Selasa (18/03/25)

​Pada bulan Januari, pada hari pertamanya kembali ke Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan keadaan darurat energi nasional. Perintah tersebut diikuti oleh arahan untuk mencabut peraturan di sektor minyak dan gas sambil mempercepat pengeboran dan pengembangan jaringan pipa.

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produksi bahan bakar fosil dengan mempercepat perizinan, mencabut berbagai regulasi lingkungan, dan menarik AS dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim.

Dalam pidato pelantikannya, Trump menekankan bahwa Amerika memiliki cadangan minyak dan gas terbesar di dunia dan berencana memanfaatkannya untuk menurunkan harga energi, mengisi kembali cadangan strategis, dan mengekspor energi Amerika ke seluruh dunia. 

“Kita akan mengebor, sayang, mengebor,” Trump menyatakan dalam pidato pelantikannya, menekankan bahwa AS memiliki “jumlah minyak dan gas terbesar dari negara mana pun di Bumi dan kita akan menggunakannya.”

Namun, beberapa pengamat industri berpendapat bahwa faktor pasar, termasuk harga energi, dapat menghambat perusahaan dalam meningkatkan pengeboran. Meskipun pemerintah berupaya menyederhanakan perizinan, perubahan kebijakan yang langgeng memerlukan tindakan kongres. Reformasi perizinan dianggap penting untuk transisi menuju masa depan rendah karbon, karena proses perizinan infrastruktur yang rumit dapat memperlambat proyek energi penting, termasuk infrastruktur minyak, gas, dan energi terbarukan. ​

Chevron, salah satu perusahaan energi terkemuka, menanggapi kebijakan baru ini dengan menekankan pentingnya kebijakan energi yang konsisten dan stabil untuk perencanaan dan investasi jangka panjang. CEO Chevron, Mike Wirth, menyatakan bahwa perubahan kebijakan yang ekstrem dapat menghambat perencanaan dan investasi jangka panjang perusahaan. Ia menekankan bahwa kebijakan energi sebaiknya ditetapkan melalui legislasi untuk memastikan keberlanjutannya.

“Tindakan awal oleh pemerintahan Trump untuk menyederhanakan perizinan memang menggembirakan, tetapi mencapai perubahan kebijakan yang langgeng akan membutuhkan tindakan kongres.”

Selain itu, Chevron berencana meningkatkan produksi di Teluk Meksiko dan mencapai 1 juta barel per hari di Cekungan Permian, sebelum kemudian fokus pada peningkatan arus kas bebas. Perusahaan juga menekankan pentingnya investasi dalam proyek-proyek yang mengutamakan keterjangkauan, keandalan, dan kepatuhan terhadap standar lingkungan untuk memperkuat keamanan energi sekaligus memajukan masa depan rendah karbon. 

Secara keseluruhan, respons sektor minyak dan gas terhadap perubahan kebijakan di Washington menunjukkan perlunya keseimbangan antara peningkatan produksi energi dan perhatian terhadap faktor pasar serta keberlanjutan lingkungan. 

Teks: Bagus Kadek Windu Putra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *