Bandar Lampung, Senin (24/2/25)
Media memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi dan menjadi pilar keempat demokrasi. Namun, di Provinsi Lampung, tingkat antusiasme masyarakat terhadap media menunjukkan angka yang memprihatinkan, terutama dengan meningkatnya penyebaran hoaks. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Andy Corry Wardhani dan timnya menyoroti isu ini melalui survei yang dilakukan terhadap berbagai kalangan, mulai dari politikus, akademisi, guru, LSM, praktisi, pengusaha, petani, mahasiswa, hingga kelompok masyarakat sipil lainnya.
Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa rata-rata 49% responden tidak pernah mengakses media televisi, radio, koran, majalah, maupun media online. Radio menjadi media yang paling jarang diakses, dengan 135 dari 195 responden menyatakan tidak pernah mendengarkan radio. Hal ini sejalan dengan pernyataan salah satu warga Lampung, Galih Ahmad Dzulfikar, yang mengatakan, “Saat ini saya jarang mengakses media karena banyak berita hoaks, jadi saya jadi malas.”
Meningkatnya penyebaran berita hoaks dan rendahnya kredibilitas media menjadi dua faktor penyebab kurangnya minat masyarakat dalam mengakses pemberitaan secara langsung. “Berita-berita sekarang banyak yang tidak menjanjikan, apalagi pas pemilu kemarin, banyak berita hoaks yang beredar,” lanjut Galih.
Penelitian Andy dan timnya juga menyoroti praktik jurnalisme yang kurang etis, seperti pembuatan berita yang tidak berimbang dan penyajian informasi yang bias. Praktik-praktik tersebut berisiko merusak kredibilitas jangka panjang media dan menurunkan minat masyarakat.
Menurut Menko Polhukam Mahfud MD, media harus menghindari jurnalisme yang menurunkan kualitas demi popularitas. “Media yang tidak berimbang dan hanya mengejar clickbait akan kehilangan kepercayaan publik,” tegasnya.
Dalam jurnal penelitiannya, Andy juga merekomendasikan perlunya evaluasi mendalam oleh media di Lampung. Transparansi dalam proses pemberitaan, pelatihan berkelanjutan bagi jurnalis, serta peningkatan etika jurnalistik menjadi langkah-langkah yang perlu dilakukan. Kolaborasi dengan pemerintah untuk memerangi hoaks juga diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas media.
Publik Lampung, yang selama ini bergantung pada media untuk mendapatkan informasi, menginginkan media yang tidak hanya cepat tetapi juga dapat dipercaya. Melalui peningkatan kualitas dan integritas, media diharapkan mampu menjawab kebutuhan tersebut, sehingga perannya sebagai pilar demokrasi dapat terus terjaga.
Teks: Aris Krisna Setiawan
Penyunting: Endi Muhammad Akbar AS