Resesi Gelap 2023, Ekonom: Tak Perlu Panik, PDB Kita Masih Kuat Hadapi Resesi 2023

Bandarlampung, Jum’at-(25/11/2022)

 

 

Menurut perkiraan beberapa lembaga dunia baik itu Bank Dunia, DMF, maupun Menteri Keuangan RI, akan terjadi resesi ekonomi global pada tahun 2023 mendatang. Resesi ekonomi sendiri merupakan suatu kondisi dimana aktivitas ekonomi mengalami penurunan secara signifikan dalam waktu yang lama, ini ditandai adanya kondisi stagnan pada dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Beberapa faktor yang dianggap menjadi pemicu resesi ekonomi global ini sendiri yaitu, kondisi ekonomi masyarakat pasca pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina, tingginya tingkat inflasi, kenaikan suku bunga acuan, dan penurunan permintaan global.

 

Perang Rusia-Ukraina dianggap menjadi faktor utama terjadinya resesi ekonomi global yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023 mendatang. Sejak perang Rusia-Ukraina yang terjadi bulan februari lalu telah menghilangkan PDB global hingga  US$ 2,8 triliun. Perang ini menimbulkan krisis pada sektor pangan dan energi, sehingga mengganggu rantai pasok, yang pada akhirnya dapat meningkatkan laju inflasi secara global.

 

Namun, Indonesia dinilai akan mampu menghadapi prediksi resesi 2023 karena perekonomian Indonesia berada pada level yang positif. Selain itu potensi Indonesia untuk bertahan menghadapi resesi ekonomi cukup besar karena ditopang oleh PDB yang masih positif, tingkat inflasi yang relatif lebih rendah dibandingkan negara lain, serta tren pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi yang baik.

 

Sebagaimana yang disampaikan oleh Arif Dermawan  selaku Dosen FEB Universitas Lampung, dalam rangka menghadapi resesi 2023 pemerintah perlu menjaga stabilitas daya beli masyarakat, menstabilisasi komoditas pokok, serta menahan resiko dari inflasi

 

“Yang penting untuk perlu diperhatikan adalah bagaimana menjaga stabilitas daya beli masyarakat sehingga, kondisi perekonomian domestik itu bisa terjaga,  selain itu bagaimana upaya untuk menstabilisasi supaya komoditas pokok itu bisa tetap terjangkau sehingga masyarakat bisa dan mampu membeli barang-barang tersebut , dan juga perlu diprioritaskan untuk menahan resiko dari inflasi serta meringankan beban terutama bagi keluarga miskin dan rentan serta meningkatkan daya beli masyarakat untuk ekonomi domestik” Tutur Arif.

 

Sehingga menurut Arif masyarakat Indonesia tidak perlu panik akan adanya ancaman resesi ekonomi global pada tahun 2023 mendatang, karena ekonomi Indonesia sendiri disokong oleh sektor domestik yang kuat

 

“Namun disini kita tidak perlu khawatir karena ekonomi kita sendiri ditopang oleh struktur ekonomi domestik yang sangat kuat tercermin dari konsumsi rumah tangga dan juga pangsa pasar yang cukup luas” jelas Arif

 

Ia percaya pemerintah akan berusaha menjaga harga barang- barang pokok agar tetap stabil juga ancaman resesi ekonomi  global 2023 mendatang tidak akan terlalu berdampak terhadap Indonesia.

 

“Yang pertama mungkin masyarakat tidak boleh atau tidak terlalu panik akan kondisi ini karena kita percaya pemerintah berusaha sebaik mungkin untuk menjaga harga bahan-bahan pokok itu terus stabil,  terus yang kedua adalah bagaimana kita juga tidak terlalu terpengaruh ataupun tidak panik apabila kondisinya tidak kondusif tapi saya rasa memang ancaman tidak terlalu terasa di Indonesia seperti itu jadi kita sebagai masyarakat Indonesia itu tidak harus terlalu panik akan adanya prediksi resesi 2023 mendatang” jelas Arif

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *