Kuatkan Kesadaran Gerakan Sipil dan Arti Penting Demokrasi: Diskusi Publik Konsentris.id dan APML

Bandar Lampung, Kamis (29/8/24)

Konsentris.id dan Aliansi Pers Mahasiswa Lampung (APML) menyelenggarakan diskusi publik bertajuk “Gerakan Sipil dan Demokrasi” di Balai Rektorat Universitas Lampung. Acara yang dimulai pukul 16.00 WIB ini dihadiri oleh perwakilan Lembaga Pers Mahasiswa dan para jurnalis di Bandar Lampung.

Diskusi ini dipandu oleh Derri Nugraha dari Jurnalis Konsentris.id, dan menghadirkan pemantik dari Jurnalis Konsentris.id; Hendry Sihaloho, KIKA Lampung; Feri Firdaus, dan perwakilan dari Aliansi Lampung Menggugat. Tim penanggap terdiri dari Suma Indra Jarwadi (Direktur LBH Bandar Lampung), Irfan Tri Musri (Direktur Walhi Lampung), dan Dian Wahyu Kusuma (Ketua Aji Bandar Lampung).

Hendry Sihaloho dalam paparannya menekankan pentingnya memahami arti demokrasi yang luas. “Terkadang, kita punya standar dan ukuran berbeda untuk mengukur suatu isu itu menjadi darurat atau mendesak. Dalam merespon keadaan darurat, sebetulnya demokrasi seperti apa yang ingin diperjuangkan? Apakah hanya kepentingan elektoralisme saja atau ada kepentingan lain-lain seperti ketimpangan sosial, pendidikan dan kemiskinan yang juga dalam keadaan darurat dan mesti diperjuangkan? Demokrasi itu terlalu sempit jika dilihat dengan hitungan kepala atau hitungan suara, demokrasi itu bisa juga termasuk pada mengukur keinginan dan mengukur tindakan-tindakan.”

Suma Indra Jarwadi dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung mengemukakan bahwa gerakan sosial dan perlawanan muncul sebagai respons terhadap ketimpangan yang terjadi. Ia juga menyoroti peran media sosial sebagai alternatif baru dalam gerakan sipil. “Propaganda di media sosial dapat digunakan untuk menyalurkan kabar demokrasi yang terjadi sekarang, sehingga berita tersebut dapat menyadarkan mahasiswa termasuk mereka yang kurang sadar akan pentingnya demokrasi.”

Sultan, perwakilan mahasiswa yang hadir, menyampaikan pandangan kritis mengenai kurangnya kesadaran kelas dalam gerakan sipil. “Kurangnya kesadaran kelas dan masih menempatkan diri di kelas tertentu membuat perjuangan akhirnya tersektoral pada sektor-sektor tertentu sehingga tidak membentuk suatu kekuatan bersama. Ku pikir, kesadaran kelas itu hal penting di dalam gerakan yang mana nantinya hal itu akan mendorong arah dan strategi gerakan tersebut mau di bawa kemana.”

Diskusi publik ini berlangsung dengan tertib dan penuh antusiasme. Partisipasi aktif dari pemantik, penanggap, dan mahasiswa dalam menyampaikan opini menciptakan suasana yang dinamis dan produktif.

Teks: Wina Risti Hafipah

Penyunting: Endi Muhammad Akbar AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *