Dampak Penutupan TikTok Shop bagi UMKM di Indonesia

 

Bandarlampung, Sabtu -(28/10/23)

TikTok Shop sebagai platform sosial e-commerce yang dijadikan peluang bisnis bagi sebagian orang akhirnya resmi ditutup pada Rabu, 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB. Penutupan TikTok shop ini dilakukan karena dianggap menimbulkan masalah bagi pelaku UMKM yang berbisnis secara offline.

Selain itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki, mengatakan bahwa  TikTok Shop tidak memiliki izin berdagang yang sesuai dengan e-commerce yang ada di Indonesia.

Penutupan TikTok Shop seharusnya tidak begitu merugikan pelaku bisnis online, mengingat platform sosial e-commerce di Indonesia bukan hanya TikTok saja, sehingga pelaku bisnis tersebut bisa beralih ke platform e-commerce yang memang sudah memenuhi izin berdagang di Indonesia, misalnya Tokopedia dan Shopee. Selain itu, pelaku usaha online masih bisa memanfaatkan TikTok untuk mempromosikan barang dagangan mereka melalui siaran langsung atau mengunggah video promosi.

“Kalau dengan penutupan TikTok Shop ini sebenarnya tidak terlalu mengganggu bagi para seller, karena para seller, para pelaku UMKM yang jualan online bisa memanfaatkan promo produknya di TikTok medsosnya. Kalau penjualannya direct kepada link misalnya di multiplatform jadi tidak lagi di TikTok Shop, bisa jualan di platform apa saja yang ada di Indonesia,” ungkap Teten, Selasa, 4 Oktober 2023.

Selain itu, penutupan TikTok Shop oleh pemerintah diharapkan akan berdampak untuk mengurangi persaingan perang harga (predatory pricing), dimana sebelumnya produk yang dijual di TikTok Shop jauh lebih murah daripada yang di jual di toko-toko offline. Namun, penutupan TikTok Shop yang pada awalnya merupakan reaksi dari penurunan penjualan UMKM offline, nampaknya tidak memberikan dampak positif yang signifikan terhadap para pelaku UMKM offline tersebut. Hal ini terjadi karena masyarakat lebih banyak beralih kepada social e-commerce lain daripada untuk berbelanja secara offline.

“Sebetulnya (kondisi pasar) masih sama aja. Nggak terlalu signifikan, soalnya menurut saya sih daya beli yang turun. Sebab bukan di sini aja, saya lihat di daerah juga sama (masih sepi pembeli),” kata Hermawan (51), pedagang pakaian di Tanah Abang.

Teks : Wina Risti Hafipah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *