Bandarlampung, Minggu -(29/05/2022)
BI memperkirakan bahwa Inflasi akan menurun pada Juni 2022 mendatang berdasarkan Survei Penjualan Eceran, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH). “Lebih rendah dibandingkan 141,3 (bulan sebelumnya) sejalan dengan perkiraan kembali normalnya harga paska HBKN Idulfitri” tulis BI dalam laporannya yang dikutip Bisnis, Minggu (15/5/2022)
Terkait dengan menurunnya harga telur dan ayam potong, hal itu menjadi salah satu kunci inflasi yang menurun, juga beberapa komoditas lain yang harganya sudah cukup stabil. Hal ini dibuktikan dengan tercukupinya pasokan dan stok dari komoditas-komoditas tersebut. Karena rantai pemasokan terjaga, penawaran dan pasokan juga tercukupi sehingga masyarakat juga dapat memperoleh barang tersebut dengan harga yang cukup terjangkau.
Untuk menjaga inflasi setelah pemulihan economy recovery dari pandemic covid-19 tentu perlu beberapa hal yang harus dikerjakan, salah satunya adalah memastikan komoditas bisa terjangkau oleh masyarakat. Lalu terkait dengan nilai tukar rupiah bisa stabil dan juga permintaan yang cukup banyak. Jika inflasi tidak terkendali otomatis akan terjadi gejolak ekonomi, baik itu terkait dengan nilai pertumbuhan ekonomi yang akan mengalami perlambatan atau adanya guncangan permintaan dan penawaran.
“Yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah tetap tenang, tidak terlalu terpengaruh terkait denga berita ataupun stigma-stigma negatif, tetap melalukan perekonomian seperti biasa, dan juga bisa terus berkonsumsi. Kita juga sudah selesai melaksanakan hari raya, untuk itu konsumsi sudah kembali normal supaya perekonomian kita kembali berjalan stabil dan lancar.” Ujar pak Arif Darmawan, S.E.,M.A , dosen jurusan Ekonomi Pembangunan. Beliau memberikan tips yang bisa dilakukan masyrakat ketika Perekonomian Indonesia sedang tidak stabil dan inflasi mengalami kenaikan.
Teks : Lilla Ananta