Bandar Lampung, Rabu – (27/09/23)
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Daerah Lampung adakan aksi dalam rangka peringatan hari tani nasional.
Aksi tersebut dimulai pada pukul 03.30 dengan titik kumpul di Museum Lampung pada pukul 02.00. Dihadiri oleh Mahasiswa dari beberapa kampus di Bandar Lampung diantaranya Universitas Lampung, Polinela, Poltekkes, IBI Darmajaya, Universitas Bandar Lampung, Teknokrat, dan Umitra.
Aksi tersebut berlangsung secara lancar dan kondusif. Adapun yang melatarbelakangi aksi ini adalah keresahan Mahasiswa Lampung terhadap kebijakan pemerintah yang menekan rakyat dan petani belakangan ini dan lebih berpihak pada korporasi asing sehingga hak-hak rakyat dan petani terpinggirkan. Selain itu isu-isu lain yang disoroti seperti harga beras yang terus naik sehingga masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah kesulitan untuk membeli beras, selain itu juga impor beras dari Kamboja yang sangat banyak padahal Indonesia adalah negara Agraris.
“Tujuannya kita ingin menggugah memantik gerakan mahasiswa yang ada di Lampung, sehingga gerakan ini bisa kembali tumbuh di momentum hari tani di 24 September kemarin. Tentu ini menjadi momentum yang tepat untuk kita semua merefleksikan gerakan mahasiswa.
Untuk problema-problema yang terjadi terkhusus di bidang pertanian, KPP yang belum secara masif lalu ada masalah-masalah pertanian itu menjadi catatan catatan. Yang kedua yaitu berkaitan dengan isu pendidikan dan yang ketiga yaitu berkaitan dengan isu kesehatan.” Ujar Chairul Saleh selaku Presiden Mahasiswa Universitas Lampung.
Dengan mengusung tiga tuntutan yaitu reformasi pendidikan, reformasi sistem kesehatan, reformasi agraria, aksi ini bertujuan agar pemerintah membuat pendidikan menghilangkan komersialisasi pendidikan sehingga pendidikan dapat digapai segala kalangan baik itu kaya maupun miskin sesuai dengan tujuan Indonesia yang terdapat di dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, selain itu pemerintah merevisi undang-undang kesehatan yang merugikan rakyat, juga menghentikan perampasan tanah rakyat dan adat yang mana hal tersebut bertentangan dengan tujuan Indonesia yakni memajukan kesejahteraan umum.
“Poin-poin Tuntutan itu berangkat dari tiga grand isu yang kita angkat. Yang pertama kita ingin adanya reformasi pendidikan, komersialisasi pendidikan termasuk hal-hal lainnya UKT tinggi dan biaya pendidikan yang tinggi kita ingin itu tidak ada kita ingin itu dikurangkan kita ingin itu disikapi dengan segera. Yang kedua kita ingin adanya reformasi di sistem kesehatan daripada poin-poin bermasalah di undang-undang kesehatan yang tidak pro kepada rakyat kita ingin itu direvisi kita ingin itu diperbaiki. Yang ketiga di sektor agraria kita ingin petani di Lampung sejahtera bagaimana terkait pupuk alokasi pupuknya harus tersedia begitupun dengan kartu petani berjaya harus tersalurkan sampai pelosok-pelosok desa karena itu janji dari Gubernur dan Wakil Gubernur kita Kemudian penggusuran lahan yang masif terjadi di Indonesia kita ingin itu segera dihentikan karena itu sangat mencederai dari sisi demokrasi sisi keadilan oleh masyarakat Indonesia” Ujar Wahyu Romadhon selaku Koordinator Lapangan.
Teks: M Rayhan Azhari
Foto: M Rayhan Azhari