Bandarlampung, Jumat – (06/10/23)
Manajemen TikTok Indonesia telah mengadakan pertemuan dengan jajaran pejabat Kemenkop UKM di Kantor Kemenkop-UKM, Jakarta, membahas isu Project S TikTok pada (26/7/2023).
Menurut Menteri Koperasi dan UKM Drs. Teten Masduki, pola bisnis Project S memang tidak sesuai dengan upaya pemerintah untuk menjaga iklim usaha UMKM tanah air. Maka, ia menganggap ritel online memang seharusnya tak boleh menjajakan langsung produk miliknya maupun afiliasi bisnis dari negara asalnya, seperti China.
Di Inggris pernah gempar karena telah terjadi sebuah fenomena yang disebut sebagai Project S Tiktok, dimana melalui sebuah aplikasi untuk mengumpulkan produk-produk yang menjadi trendi Inggris lalu memproduksinya di China dengan bahan dan kualitas yang sama. Kemudian mereka menjualnya dengan menawarkan harga yang jauh lebih murah melalui aplikasi tiktok shop yang bernama Trendybeats.
Di Inggris hal ini tidak terlalu menjadi masalah besar, karena ekonomi mereka tidak dibangun oleh industri kecil atau UMKM. Namun jika fenomena ini terjadi di Indonesia, maka perekonomian kita akan berguncang. Kemudian resiko yang lebih besarnya dapat membunuh bisnis Lokal, karena pada akhirnya hanya algoritma merekalah yang menentukan. Selain mendorong produk-produk China, mereka cenderung melakukan shadow banning kepada produk-produk kompetitor yang mana sebagiannya merupakan produk-produk lokal.
Platform digital khususnya asing memang seharusnya menjajakan produk-produknya dengan mekanisme impor pada umumnya, sebab produk yang dijajakan UMKM dalam negeri harus melalui pengurusan izin edar, SNI, hingga sertifikasi lainnya, tak seperti produk dari negara luar yang langsung dijajakan ke konsumen.
Teks: Lilla Ananta