Aksi Kemanusiaan Palestina: Memperjuangkan Rasa Kemanusiaan yang Tertindas

Bandarlampung, Sabtu (4/5/24)

Panggilan aksi kemanusiaan Palestina menggema di tengah masyarakat. Seruan dan undangan untuk seluruh mahasiswa dan masyarakat umum dari segala golongan untuk bergabung dalam “Aksi Kemanusiaan Palestina: Mendukung Palestina, Mendukung Kemanusiaan” telah disampaikan dan terlaksana.

Aksi ini diinisiasi oleh BIROHMAH (Bina Rohani Mahasiswa ) Universitas Lampung (Unila) dan diharapkan dapat menjadi panggilan bagi semua pihak untuk tidak lagi terlena dan terlupa akan tragedi yang terjadi di Palestina. Aksi ini bertujuan untuk mengingatkan dan mengajak semua orang untuk peduli dan mengambil bagian dalam memperjuangkan rasa kemanusiaan yang tertindas.

“Aksi Kemanusiaan Palestina: Mendukung Palestina, Mendukung Kemanusiaan” dilaksanakan pada Jum’at, 3 Mei 2024, dimulai pukul 14.00 hingga 17.30. Titik kumpul berada di Beringin Unila dengan aksi dilanjutkan di Bundaran Unila. Peserta mengenakan pakaian berwarna putih dengan beberapa terlihat menggunakan atribut Palestina.

Koordinator Lapangan Aksi, Wildhan Ar Mawardi, mengingatkan peserta untuk menjaga ketertiban selama aksi.

Dalam merespons aksi bela Palestina yang diselenggarakan oleh BIROHMAH, Rohani Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Rois Feb Unila), Al May Ijlal Hammam Ketua Umum Rois FEB Unila memberikan harapan dan dukungan “Mereka tidak butuh kita, kita yang butuh mereka untuk menunjukkan, apakah kita masih manusia.” Al May Ijlal Hammam menambahkan, “Aksi ini bukan hanya sekedar membela agama atau negara orang, tetapi untuk membela rasa kemanusiaan yang benar-benar hilang dari negara Palestina kita tercinta.”

Aksi bela Palestina ini mendapatkan respon positif dari seluruh Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) serta masyarakat sekitar. Selain mahasiswa dari BIROHMAH, sekolah Darul Fatah dan masyarakat umum juga turut serta dalam aksi ini untuk membela Palestina dalam rangka membela rasa kemanusiaan. Mereka menyadari bahwa perjuangan ini bukan hanya sekadar membela agama atau negara orang, tetapi membela rasa kemanusiaan yang benar-benar hilang dari Palestina.

“Dalam aksi ini, penting bagi generasi muda, terutama generasi Z, untuk memahami bahwa mereka ikut serta dalam membela rasa kemanusiaan yang tertindas. Aksi ini bukan hanya dapat direpresentasikan dengan turun ke jalan, tetapi juga dapat diwujudkan dalam bentuk lainnya. Yang paling penting adalah tetap menjunjung tinggi rasa kemanusiaan yang tertindas dan menunjukkan bahwa kita memihak pada hal tersebut” Ujar Al May.

Dalam sebuah pernyataan, Rois Feb Unila, Al May Ijlal Hammam berharap bahwa aksi ini dapat membawa perubahan yang positif dan mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga rasa kemanusiaan yang tertindas. Mereka berharap bahwa aksi ini akan menjadi awal dari kesadaran kolektif untuk membela rasa kemanusiaan.

M. Ilmi Al Fatih, yang mewakili Presidium Birohmah, menyampaikan pernyataan yang kuat dan bersemangat. Ia mengungkapkan harapannya yang meliputi beberapa hal yang sangat penting.

“Sebenarnya harapannya banyak, Ndi. Dimulai dari kasus Government A.S. yang membungkam para dosen dan mahasiswanya dalam aksi Bela Palestina itu, terus juga ditambah Influencer atau bisa dibilang lebih dari itu Wakil Rakyat yang akhir-akhir ini malah menggiring opini negatif tentang perbuatannya dari postingan itu seakan-akan berafiliasi dengan Israel,” ungkap M. Ilmi Al Fatih.

Lebih jauh lagi, ia menyampaikan bahwa harapannya sebenarnya adalah untuk mengembalikan marwah kemanusiaan dan Islam sebagai agama yang mulia. Ia merasa bahwa saat ini marwah Islam sedang diinjak-injak, dengan penindasan, pemukulan, pembunuhan, dan pembersihan yang terjadi, yang dapat digambarkan sebagai genosida. Menurutnya, hal ini merupakan penghinaan terhadap harga diri Islam dan merupakan ironi bahwa manusia tidak dapat menyuarakan kemanusiaan.

M. Ilmi Al Fatih juga menekankan pentingnya mengembalikan kesadaran akan kemanusiaan dan nilai-nilai Islam yang mulia. Ia mengungkapkan bahwa aksi yang dilakukan oleh sebagian rakyat Bandar Lampung, terutama oleh mahasiswa, adalah langkah untuk menyuarakan kebenaran dan memperjuangkan hak-hak yang terzalimi. Menurutnya, sebagai manusia yang intelek, mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk berpikir tajam dan menganalisis dengan data ilmiah tentang siapa yang benar dan siapa yang salah.

“Semua kita harus sadar bahwa kita hidup juga bukan hanya tentang diri masing-masing, tapi tentang orang (kaum) yang masih diambil hak-haknya, yang masih ditindas sebagai bentuk kolonialisme di zaman modern,” tegasnya.

Dengan pernyataannya ini, M. Ilmi Al Fatih menggambarkan keinginan yang kuat untuk mengembalikan martabat kemanusiaan, memperjuangkan kebenaran, dan melawan penindasan yang terjadi di Palestina. Ia berharap bahwa aksi ini dapat menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran kolektif dan mendorong perubahan yang lebih besar dalam menghadapi kolonialisme modern dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan mulia.

Teks: Endi Muhammad Akbar AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *