Bandarlampung, Kamis – (14/12/23)
Pada Triwulan III-2023, Perekonomian Indonesia menunjukkan performa yang solid dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp5.296,0 triliun berdasarkan harga berlaku, atau Rp3.124,9 triliun atas dasar harga konstan 2010.
Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 1,60 persen dalam quarter-to-quarter (q-to-q), dengan sektor konstruksi sebagai pendorong utama, tumbuh sebesar 5,87 persen dari sisi produksi. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 7,70 persen.
“Di tengah melambatnya perekonomian global, terjadinya perubahan iklim dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan, Pertumbuhan ekonomi Indonesia di Triwulan III-2023 menunjukkan hasil yang cemerlang dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94 persen dalam year-on-year (y-on-y) ucap Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).
Selain itu sektor transportasi dan pergudangan menjadi bintang kemerlap dengan pertumbuhan tertinggi sebesar 14,74 persen dari sisi produksi, sedangkan Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 6,21 persen dari sisi pengeluaran,” Ujar Amalia.
Secara keseluruhan, hingga Triwulan III-2023, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen (c-to-c), dengan sektor transportasi dan pergudangan memimpin pertumbuhan produksi sebesar 15,30 persen, sementara PK-LNPRT mengalami pertumbuhan pengeluaran sebesar 7,01 persen.
Meski demikian, terdapat catatan bahwa pertumbuhan ekonomi melambat secara spasial di hampir seluruh provinsi, khususnya dalam perbandingan tahunan (y-on-y). Pulau Jawa tetap menjadi kontributor terbesar dengan 57,12 persen kontribusi terhadap PDB dan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,83 persen (y-on-y). Perkembangan ini menjadi sorotan dalam evaluasi dinamika perekonomian Indonesia di Triwulan III-2023.
Teks : Aqil Usman Hermawan