Bandar Lampung, Kamis (18/7/24)
Indonesia mencatatkan peningkatan signifikan dalam peringkat daya saing dunia, naik ke posisi 27 dari sebelumnya 34 dalam IMD World Competitiveness Ranking (WCR) 2024. Kenaikan ini menempatkan Indonesia di posisi tiga besar di ASEAN, setelah Singapura dan Thailand.
“Peningkatan peringkat ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin kompetitif di kancah global,” ujar Dr. Ir. Arnanto Nurprabowo, M.P., Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). “Strategi hilirisasi yang dijalankan pemerintah menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia.”
Hilirisasi, yaitu proses pengolahan bahan mentah menjadi produk bernilai tambah di dalam negeri, telah mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Contohnya, larangan ekspor bijih nikel pada tahun 2020 telah memicu pengembangan industri baterai nikel di Indonesia, menarik investasi dari perusahaan global seperti LG Energy Solution dan CATL.
“Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga menciptakan dan mendorong kemajuan teknologi di Indonesia,” tambah Dr. Nurprabowo.
Selain hilirisasi, beberapa faktor lain yang berkontribusi pada peningkatan peringkat daya saing Indonesia adalah:
– Pertumbuhan ekonomi yang stabil: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,31% pada tahun 2022 dan diperkirakan mencapai 5,05% pada tahun 2023.
– Investasi yang terus meningkat: Realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp1.418,9 triliun pada tahun 2023, dengan investasi di luar Pulau Jawa terus meningkat sejak tahun 2020.
– Peningkatan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur yang masif di luar Pulau Jawa telah membuka peluang investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan daya saing ekonominya,” pungkas Dr. Nurprabowo. “Dengan terus mendorong hilirisasi dan meningkatkan kualitas infrastruktur, Indonesia akan semakin kuat dan siap menghadapi tantangan global.”
Teks: Endi Muhammad Akbar AS