Lima Tim FEB Unila Raih Medali di Lomba Digitalised Internasional  

Bandar Lampung, Minggu (28/7/24)

Lomba Digitalised Internasional, sebuah kompetisi desain inovasi produk yang diselenggarakan oleh University Teknologi Mara Cawangan Johor, telah melahirkan prestasi membanggakan bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila). Lima tim FEB Unila yang berpartisipasi dalam lomba ini berhasil meraih 2 medali emas, 3 medali perak, dan penghargaan Best of The Best dalam kategori Ilmu Sosial: Perguruan Tinggi.

 

Salah satu tim yang meraih medali emas sekaligus Best of The Best membawa judul “BUBILANG: Butterfly Pea Seed Infusion in Porridge For Stunting Prevention in Indonesia” (BUBILANG: Infusi Biji Bunga Telang dalam Bubur untuk Pencegahan Stunting di Indonesia). Tim ini terinspirasi dari tingginya kasus stunting di Indonesia. Stunting, atau terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak, merupakan masalah serius yang berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif anak. Sebagai generasi muda yang peduli, tim ini terdorong untuk berkontribusi dalam upaya mengurangi prevalensi stunting dengan menciptakan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.

 

“BUBILANG merupakan inovasi kami dalam bentuk bubur yang diinfusikan dengan biji bunga telang. Kami memilih biji telang sebagai bahan dasar karena kandungan proteinnya yang tinggi. Protein adalah nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, terutama mereka yang berisiko mengalami stunting. Dengan menggabungkan biji telang ke dalam bubur, kami berharap dapat menyediakan sumber protein yang mudah diakses dan diterima oleh masyarakat luas, khususnya anak-anak di Indonesia,” ujar Adha Al Fatah, ketua tim BUBILANG.

 

Tim ini yakin bahwa inovasi ini tidak hanya akan memberikan manfaat kesehatan langsung bagi anak-anak, tetapi juga akan memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat. Dengan menurunkan angka stunting, mereka berharap dapat meningkatkan kualitas hidup dan potensi masa depan generasi muda Indonesia. Selain itu, penggunaan biji telang juga sejalan dengan prinsip keberlanjutan karena tanaman ini mudah ditanam dan tidak memerlukan banyak sumber daya, menjadikannya solusi yang berkelanjutan untuk masalah stunting di Indonesia.

 

Sementara itu, tim yang meraih medali emas lainnya membawa judul “AGROW: Empowering Farmers and Consumers Alike through Innovative Features for Mutual Benefit” (AGROW: Memberdayakan Petani dan Konsumen Melalui Fitur Inovatif untuk Manfaat Bersama). Tim ini terinspirasi oleh para petani di Indonesia yang menghadapi kesulitan dalam menjual hasil tani dan mendapatkan bayaran rendah dari tengkulak. Untuk mengatasi masalah ini, mereka menciptakan inovasi baru berupa aplikasi AGROW. Berbasis komunitas petani muda di Indonesia, mereka mengembangkan aplikasi tersebut untuk meningkatkan pemasaran hasil tani tanpa biaya apapun.

 

“Sebagai tanggapan atas masalah mendesak ini, kami telah mengembangkan solusi inovatif: aplikasi AGROW. AGROW adalah platform revolusioner yang dirancang untuk memberdayakan baik petani maupun konsumen dengan menjembatani kesenjangan antara produksi dan konsumsi melalui teknologi. Visi kami adalah menciptakan pasar pertanian yang lebih adil, di mana petani menerima kompensasi yang layak atas jerih payah mereka, dan konsumen mendapatkan akses ke produk segar berkualitas langsung dari sumbernya,” ungkap Raden, ketua tim AGROW.

 

AGROW beroperasi berdasarkan prinsip pemberdayaan komunitas, khususnya dengan fokus pada petani muda di seluruh Indonesia. Tim ini percaya bahwa generasi muda adalah kunci untuk pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan inovatif. Dengan memanfaatkan energi dan kreativitas petani muda, AGROW bertujuan untuk mengubah praktik dan strategi pemasaran pertanian tradisional, memastikan masa depan yang lebih cerah bagi sektor pertanian.

 

“Aplikasi kami bukan hanya pasar; ini adalah alat komprehensif yang menyediakan sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan petani untuk berkembang,” tambah Raden.

Dalam presentasinya, AGROW menawarkan fitur-fitur seperti:

1. Akses Pasar Langsung: Memudahkan petani untuk menjual hasil tani langsung kepada konsumen tanpa melalui perantara.

2. Sumber Daya Edukasi: Menyediakan informasi dan pelatihan bagi petani untuk meningkatkan kualitas produk dan praktik pertanian.

3. Dukungan Komunitas: Membangun jaringan dan kolaborasi antar petani untuk saling mendukung dan berbagi pengetahuan.

4. Keterlibatan Konsumen: Memberikan konsumen akses langsung ke produk segar berkualitas dan informasi tentang asal produk.

“Komitmen kami terhadap inisiatif ini didorong oleh rasa hormat yang mendalam terhadap komunitas petani dan keinginan untuk melihat mereka makmur. Dengan menghilangkan biaya yang terkait dengan saluran pemasaran tradisional, kami memastikan bahwa petani dapat memaksimalkan keuntungan mereka tanpa menanggung biaya tambahan,” tutup Raden.

Teks: Abdul Rohim

Penyunting: Endi Muhammad Akbar AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *