Bandar Lampung, Sabtu (6/9/25)
Koalisi Cek Fakta mengidentifikasi setidaknya 20 ragam misinformasi dan disinformasi yang beredar sejak aksi protes pada 25 Agustus 2025. Informasi palsu tersebut sebagian besar dikaitkan dengan aksi protes dan berkembang menjadi penyebaran ketakutan di masyarakat.
Propaganda Rusia Beredar di Media Indonesia
Koalisi menemukan banyak konten di berbagai platform hingga media arus utama yang menyoroti protes di Indonesia didalangi pihak asing seperti George Soros dan National Endowment for Democracy (NED). Konten tersebut mengutip laporan propagandis Rusia, Angelo Guiliano, yang diterbitkan media Rusia Sputnik bertajuk “Soros, NED Could Be Behind Indonesian Protests” pada 31 Agustus 2025.
Menurut analisis Koalisi, tuduhan bahwa oposisi atau aksi protes massa digerakkan oleh Barat merupakan pola disinformasi yang kerap dimainkan pemerintah Rusia dengan menggunakan istilah “colour revolution” untuk menggambarkan gerakan massa yang dianggap didukung kekuatan asing.
Hoaks Penyebaran Ketakutan
Informasi palsu yang beredar meliputi imbauan jangan keluar malam, pembatasan aktivitas di jalanan, penempatan penembak jitu, pembakaran bangunan, pembatasan penarikan uang di bank, penyerangan kantor polisi, dan penjarahan.
Koalisi juga memantau berkembangnya narasi propaganda yang berupaya mendelegitimasi aksi protes sepanjang akhir Agustus hingga September 2025.
Imbauan untuk Masyarakat dan Media
Mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk:
- Berhati-hati dan skeptis saat menerima informasi, terutama yang tidak jelas sumber awalnya, berbasis klaim tanpa bukti, dan mengedepankan ketakutan
- Jurnalis agar mengedepankan verifikasi, menghindari mengamplifikasi propaganda dan disinformasi, serta mematuhi Kode Etik Jurnalistik
“Media massa hendaknya berhati-hati memuat informasi dari sumber yang tidak bisa diverifikasi dan dikonfirmasi, terlebih di saat mis/disinformasi marak beredar di masyarakat,” ujar Koalisi dalam keterangannya, Selasa (3/9).
Cara Verifikasi Informasi
Masyarakat yang menerima pesan berantai dan meragukan kebenarannya dapat mengunjungi portal cekfakta.com untuk melakukan pengecekan. Jika kata kunci informasi tersebut sudah ada hasil cek faktanya, dapat dipastikan informasi yang diterima adalah informasi bohong.
Teks: Bagus Kadek Windu Putra