Aksi Untuk Unila Bangkit: Wakil Rektor 3 Hadir Untuk Mendengar Keresahan Mahasiswa

Bandar Lampung, Jumat (29/3/24)

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Lampung menggelar aksi untuk menyampaikan aspirasi dan keresahan yang selama ini komersial dikalangan mahasiswa seperti fasilitas yang tidak sebanding dengan UKT yang dibayarkan, beberapa perwakilan dari fakultas seperti FH, FKIP, FISIP, FT dan juga FEB juga turut hadir dalam aksi. Dengan menggunakan pakaian serba hitam yang menandakan bahwa Unila sedang tidak baik baik saja. Dalam aksi tersebut mahasiswa menyampaikan bahwa mereka merasa UKT yang dibayarkan tidak sesuai dengan fasilitas yang ada di tiap tiap fakultas di Universitas Lampung. Selain UKT yang dirasa tidak sesuai, aksi tersebut kerap menyinggung tentang tanah di kota baru yang dihibahkan pemerintah untuk Universitas Lampung, kabarnya proses kepemilikan lahan di kota baru bermasalah, banyak masyarakat khususnya petani yang kehilangan hak-hak petani yang menandakan petani yang ditindas oleh pemerintah.

Menanggapi pernyataan tersebut, wakil rektor 3 bidang kemahasiswaan dan alumni, Ibu Dr. Anna Gustina Zainal, S.Sos., M.Si. menyambut baik apa yang dilakukan oleh mahasiswa karena menjadi hak mahasiswa menyampaikan aspirasinya terkait apa yang dirasakan di lingkungan kampus. Wakil rektor 3 menyatakan bahwa pihak universitas akan memeriksa kembali dan menyelidiki karena aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa meliputi 8 fakultas.

“Pimpinan akan mengecek kembali di setiap fakultas agar titik terang dari permasalahan bisa ditemukan jalan keluarnya dan akan dilakukan dalam rentang waktu yang secepat-cepatnya. yang jelas, pihak pimpinan universitas Lampung tidak akan mengabaikan aspirasi dari mahasiswa” ucap Anna Gustina Zainal.

“Dan soal tanah kota baru, universitas Lampung sebagai penerima pemberian dari pemerintah, jadi kami akan mengecek kembali kondisi tanah, mengecek pemerintah provinsi dan kebenaran dari masyarakat. yang jelas pihak universitas lampung tidak akan menerima pemberian yang apabila tanah tersebut merupakan hasil dari kesedihan petani yang ada di kota baru” lanjutnya.

Ketua BEM Universitas Lampung, Bani Syafi’i menyatakan alasan mahasiswa resah dikarenakan ukt yang tidak sebanding dengan faktor ekonomi yang sedang sulit-sulitnya. Solusinya dikembalikan kepada pihak fakultas masing-masing.

Menurut bani, pendapat dari rektorat dianggap sudah menjawab pertanyaan keresahan dari mahasiswa. tapi yang perlu ditekankan adalah banyaknya intervensi dari dekanat agar tidak menyampaikan keresahan dari dekanat masing-masing.

Badan Eksekutif Mahasiswa berharap keresahan ini dapat diselesaikan secepatnya serta menyelesaikan keresahan-keresahan yang ada di masing-masing fakultas dengan transparan.

“harapannya unila menyelesaikan keresahan dari masing-masing fakultas secara solutif dan secara transparan, karena kami pun merasa resah ketika nama baik unila dihancurkan oleh pihak luar” lanjut bani.

Teks: Abdur Rohim
Penyunting: Endi Muhammad Akbar AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *